BAB 5
A.
Pengertian dan Peranan Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis
kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan
mengatur. Manajemen adalah
perpaduan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan/pengendalian untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu
pula.
Peranan
Manajemen yang harus diperankan para Manajer :
a. Peran Interpersonal
Adalah hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;- Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan
• Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul
• Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
a. Peran Interpersonal
Adalah hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;- Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan
• Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul
• Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
b. Peran Informasi
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;
• Monitor / Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
• Disseminator / Penyebar : Menyebar informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam organisasi.
• Spokeperson / Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar
c. Peran Pengambil Keputusan
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
• Entrepreneur / Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
• Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
• Resource Allicator / Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
• Negotiator / Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.
B.
Latar Belakang Sejarah Manajemen
Ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000
orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang
merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan
bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian
tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana
tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan
para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan
selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan
perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan
melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi moderen saat ini.
Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang
kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke
kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan
oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan,
orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau
isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan
sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu
pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua
peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya
itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari
pembagian kerja (division of labor),
yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan
bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan
peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi,
jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan,
sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith
menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1)
meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu
yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan
lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
C. Fungsi dan Proses
Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan
selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen
pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen,
yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
- Perencanaan (planning) adalah
memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi
lainnya tak dapat berjalan.
- Pengorganisasian (organizing)
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat
dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa
yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan,
siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
- Pengarahan (directing) adalah suatu
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Proses
kelompok kegiatan :
1. Penetapan Tujuan
Dalam menetapkan
tujuan dan sasaran harus realistic, memiliki tujuan yang jelas, terukur,
terdapat kesepakatan bagi yang terlibat dan mempunyai kerangka waktu.
2. Perencanaan
Perencanaan dapat
diartikan sebagai permalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bentuk dari
perencanaan berupa perencanaan prosedur, perencanaan metode kerja, perencanaan
standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan kegiatan dan
jadwal. Perencanaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu Perencanaan Umum dan Perencanaan
Partisipatif
Perencanaan merupakan
alat manajemen, sehingga perencanaan harus mampu menjadi pandua strategis dalam
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggaraan negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. SPPN
bertujuan mendukung koordinasi antar pelaku pembnagunan, menjamin terciptanya
integrasi, sinkrinisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar
waktu, anatr fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah. Selain itu juga
mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menjamin tercapainya penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Proses Perencanaan
- Proses Politik
- Proses Teknokratik
perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional
- Proses Partisipatif
melibatkan masyarakat
- Proses Bottom-Up dan
Top-Down
Tahap Perencanaan
- Penyusunan Rencana
- Penetapan Rencana
- Pengendalian
Pelaksanaan Rencana
- Evaluasi Kinerja
Penyusunan dan
Penetapan PJP
Merancang rencana dengan proses teknokratik oleh
Bappenas atau Bappeda. Musrenbang denga bahan Rancangan Rencana dengan
melibatkan masyarakat atau stakeholders. Penyusunan Rencana Akhir dan
dilanjutkan dengan Penetapan Rencana (RPJP Nasional UU, RPJP Daerah Perda)
Penyusunan dan
Penetapan RPJM
Dirancang oleh Bappenas/da dan Kemen/Lemb/SKPD yang
kemudian digunakan sebagai pedoman penyusunan rancangan RKP/RKPD
Penyusunan dan
Penetapan RKP/D
Digunakan sebagai pedoman penyusunan rancangan APBN
3. Pengorganisasian
Kegiatan ini berujuan
melakukan pengaturan dari peneglompokan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja
yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
D.
Ciri-Ciri Manajer Profesional
Ciri-ciri
manajemen profesional dalam pengembangan mutu SDM dapat dilihat dari sisi
operasional dan manajerial yakni:
1) Berbudaya
korporat: transparansi, independensi, responsif, akuntabilitas, dan
kejujuran.
2) Dukungan
manajemen puncak.
3) Bermanfaat
untuk kepentingan internal dan juga eksternal organisasi.
4) Berorientasi ke masa depan dengan pendekatan holistik.
5) Berdimensi jangka panjang dan bersinambung.
6) Sistem nilai-prinsip efisiensi dan efektivitas.
7) Dilakukan
secara terencana/terprogram.
8) Monitoring
dan evaluasi serta umpan balik.
9) Penggunaan
teknologi tepat guna.
10) Kepemimpinan
dalam membangun komitmen.
E. Keterampilan Manajemen yang
Dibutuhkan
• Keterampilan Berbahasa Asing
• Keterampilan dalam mengelola Sumber Daya Manusia
• Keterampilan Mengajar
• Keterampilan dalam Menyelesaikan Masalah
• Keterapilan Manajemen Keuangan
• Keterampilan dalam mengambil suatu keputusan
• Keterampilan dalam mengelola Sumber Daya Manusia
• Keterampilan Mengajar
• Keterampilan dalam Menyelesaikan Masalah
• Keterapilan Manajemen Keuangan
• Keterampilan dalam mengambil suatu keputusan
F.
Pengertian
Organisasi
Organisasi adalah penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga
menjadi suatu kesatuan; sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga
merupakan kesatuan yang teratur; gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan
tertentu).
G.
Pentingnya
Mengenal Organisasi
Semakin ketat persaingan didalam dunia Global ini sangat penting
bagi kita untuk mengenal yang namanya organisasi, pada dasarnya organisasi itu
ditandai dengan adanya sharing atau yang biasa dibilang saling bertukar pikiran
demi tercapainya suatu tujuan. Dengan sharing ini kita dapat mengenal dan
memahami tiap individu didalam kelompok sehingga kita dapat membagi tanggung
jawab anggota didalam sebuah organisasi.
H. Bentuk-Bentuk Organisasi
Bentuk
Organisasi Garis: bentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk
organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi
militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah
karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum
begitu rumit dan tinggi.
Kelebihannya: :
• Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
• Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit.
• Rasa solidaritas diantara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.
Kelemahannya :
• Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
• Ada kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
• Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
Bentuk Organisasi Fungsional: bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kelebihannya :
• Pembidangan tugas-tugas jelas.
• Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
• Digunakannya tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Kelemahannya :
• Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
• Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
Bentuk Organisasi Garis dan Staff: Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
Kelebihannya :
• Dapat digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
• Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
• Perwujudan “the right man in the right place”lebih mudah terlaksana.
Kelemahannya :
• Sesama karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangun.
• Karena susunan organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar divisi atau departemen.
Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff: Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.
I.
Prinsip-prinsip
Organisasi
Agar organisasi berjalan baik, di perlukan pedoman atau prinsip dalam melaksanakan kegiatanya.prinsip-prinsip organisasi adalah :
1. Perumusan
tujuan dengan jelas.Bila akan melakukan suatu aktivitas, pertama-tama harus
dijelaskan dulu tujuannya.Bagi suatu organisasi,tujuan aktivitas itu akan
berperan sebagai berikut:
• pedoman kearah mana organisasi itu akan dibawa.
• landasan bagi organisasi bersangkutan.
• menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan.
• menentukan serangkaian program, prosedur ,koordinasi, integrasi, simplifikasi, dan mekanisasi.
• pedoman kearah mana organisasi itu akan dibawa.
• landasan bagi organisasi bersangkutan.
• menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan.
• menentukan serangkaian program, prosedur ,koordinasi, integrasi, simplifikasi, dan mekanisasi.
2. Pembagian
tugas dalam suatu organisasi , pembagian tugas merupakan suatu keharusan mutlak
untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam pekerjaan. Pembagian tugas
akan menghasilkan departemen-departemen dan deskripsi tugas (job description)
)masing-masing departemen sampai unit-unit terkecil dalam organisasi.
3. Delagasi
kekuasaan, salah satu prinsip pokok dalam setiap organisasi adalah delagasi
kekuasaan. Kepada setiap karyawan yang menduduki jabatan tertentu harus di
delegasikan kekuasaan, atau wewenang yang diperlukan agar yang bersangkutan
dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya.wewenang atau kekuasaan itu mempunyai
aspek pengambilan keputusan , penggunaan peralatan , dan lain sebagainya.
4. Rentangan
kekuasaan adalah berapa jumlah orang yang tepat menjadi bawahan seorang
pemimpin, agar dia mampu memimpin , membimbing , dan mengawasi secara efektif.
5. Tingkat
tingkat pengawasan, hendaknya diusahakan sesedikit mungkin harus diusahakan
agar organisasi sesederhana mungkin.Selain memudahkan komunikasi , juga agar
ada motivasi bagi setiap orang dalam organisasi untuk mencapai tingkat-tingkat
tertinggi pada struktur organisasinya.
6. kesatuan
perintah dan tanggung jawab.Menurut prinsip ini, seorang bawahan hanya
mempunyai seorang atasan yang memberinya perintah dan menerima pertanggung
jawaban terhadap pelaksanaan tugasnya.
7. Koordinasi
adanya pembagian tugas dan bagian bagian serta unit-unit terkecil di dalam
organisasi, cenderung menimbulkan kekuatan untuk memisahkan diri dari organisasi
sebagai suatu keseluruhan.
J. Sebab keberhasilan dan kegagalan organisasi
Sebab keberhasilan organisasi :
• Kesatuan pimpinan dan perintah.
• Solidaritas yang tinggi.
• Pengambilan keputusan yang bijak dan cepat.
• Segala sesuatu yang berkaitan dengan masa depan suatu organisasi harus di musyawarahkan.
• Menjunjung tinggi nilai tanggung jawab dan disiplin.
• Kerja sama yang baik.
Sebab kegagalan organisasi :
• tidak adanya komunikasi yang baik antara anggota organisasi dan pemimpin.
• kekurang kompakan dalam organisasi.
• kurang disiplin.
• tidak bertanggung jawab pada suatu hal yang dikerjakan.
• kerja sama tidak terlalu baik.
Referensi:
http://handpage.blogspot.com/p/definisi-dan-pengertian-organisasi.html
Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis, 2007, Manajemen Mutu SDM,PT Ghalia Indonesia.
Komentar
Posting Komentar